Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yakni Program pendidikan di sekolah untuk memperkuat abjad siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pertolongan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan potongan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Adapun urgensi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah
1. Pembangunan SDM merupakan pondasi pembangunan bangsa.
2. Keterampilan periode 21 yang dibutuhkan siswa: Kualitas Karakter, Literasi Dasar, dan Kompetensi 4C, guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045.
3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan kebijaksanaan pekerti.
============================================
============================================
Tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter yakni menanamkan nilai-nilai pembentukan abjad bangsa ke akseptor didik secara masif dan efektif melalui forum pendidikan dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan menjadi fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan praktik, sehingga pendidikan abjad sungguh sanggup mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
Penguatan Pendidikan Karakter dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dilanjutkan dengan prioritas pada jenjang pendidikan dasar, yaitu SD dan Sekolah Menengah Pertama. Gerakan PPK pada usia dini dan jenjang pendidikan dasar ini akan diintegrasikan dengan prioritas nilai dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) sehingga terjadi perubahan yang masif dan serentak di seluruh Indonesia.
Fokus Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1. Struktur Program
a) Jenjang dan Kelas
b) Ekosistem Sekolah
c) Penguatan kapasitas guru
2. Struktur Kurikulum
a) PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan kokurikuler
b) PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
c) PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter dilingkungan sekolah menurut 4 dimensi pengolahan abjad Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)
Prinsip Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Prinsip Pengembangan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1) Nilai-Nilai Moral Universal
2) Pendekatan Sinkronisasi
3) Pendekatan Integral
4) Terukur dan Objektif
5) Pelibatan Publik
6) Kearifan local
7) Keterampilan Abad 21
8) Revolusi Mental
9) Adil dan inklusif
10) Evaluasi Program
Prinsip Implementas Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1) Harmoni dengan Gerakan Nasional
2) Revolusi Mental Komunikasi dan diaolog dengan seluruh pemangku kepentingan
3) Selaras tahapan usia akseptor didik
4) Kebutuhan dan konteks lokal
5) Fokus pada semangat belajar
Prinsip Evaluasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Pertama, implementasi prinsip-prinsip PPK dalam jadwal sekolah. Kedua, yang dievaluasi adalahv jadwal sesuai dengan indikatorindikator objektif dan perubahan sikap pelaku, dan Ketiga, penilaian individualv akseptor didik mengikuti norma Kurikulum 2013
Contoh Model Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Pembiasaan, antara lain: Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran perihal PBP, kisah rakyat, 15 menit sebelum memulai pembelajaran, Sebelum mengakhiri kegiatan berguru Siswa melaksanakan refleksi, menyanyikan lagu tempat dan berdoa bersama.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Kegiatan Intra-Kurikuler yakni integrasi pendidikan abjad dalam kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar pada semua mata Pelajaran
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan talenta siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang renta & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa & Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan talenta siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang renta & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa & Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Manfaat dan Implikasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Manfaat Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1. Penguatan abjad siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi periode 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru
3. Revitalisasi tugas Kepala Sekolah sebagai manager dan Guru sebagai inspirator PPK
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai tubuh bahu-membahu sekolah dan partisipasi masyarakat
5. Penguatan tugas keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5(lima) hari
6. Kolaborasi antar K/L, Pemda, forum masyarakat, penggiat pendidikandan sumber-sumber berguru lainnya
Aspek penguatan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1. Revitalisasi administrasi berbasis sekolah melalui Broad Based Education (BBE)
2. Sinkronisasi intra kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dannon kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olah raga, sains, serta keagamaan
3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru
4. Penyiapan prasarana/sarana berguru (misal: pengadaan buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui pembentukan jejaring kerja sama pelibatan publik
5. Implementasi sedikit demi sedikit dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan keberagaman kultural daerah/wilayah
6. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang transparan dan akuntabel
Sumber: Konsep Dasar Pendidikan Karakter – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Link Download DISINI)
Sebanyak tiga ranah PPK yang dibahas, yaitu PPK berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat.
Kemendikbud Latih Ratusan Kepala Sekolah untuk Implementasi jadwal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai merealisasikan jadwal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) lewat training kepada ratusan kepala sekolah. Kali ini training diberikan kepada 125 kepala sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan. Selama tiga hari, dari tanggal 7 sampai 9 November 2016, para kepala sekolah yang juga berasal dari sekolah-sekolah rintisan PPK ini belajar, berdiskusi dan bersimulasi mengenai penerapan PPK.
Mendikbud, Muhadjir Effendy, menargetkan lebih 500 kepala sekolah terlatih administrasi sekolah untuk penguatan abjad ini. "Tahun ini masih 542 sekolah rintisan yang kepala sekolahnya kita latih, tahun depan ada 1500 kepala sekolah dan terus bertambah sampai seluruh sekolah SD dan SMP di Indonesia ," ungkapnya.
Namun demikian, lanjut Muhadjir, contoh penguatan abjad di masing-masing tempat bisa berbeda tergantung potensinya. "Itulah sebabnya kepala sekolah harus menjadi manajer yang kreatif dan inovatif," tegasnya.
Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter Arie Budhiman mengungkapkan PPK sebagai implementasi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang ditindaklanjuti dengan isyarat Presiden kepada Mendikbud untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan abjad di dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan dasar.
“Melalui Gerakan PPK ini, dibutuhkan bisa mendorong keseimbangan antara olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi) dan olah raga (kinestetik) dalam proses kegiatan berguru mengajar,” terperinci Staf Khusus Arie dikala Pembukaan Penguatan Pendidikan Karakter, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (7/11/2016).
Pelatihan ini merupakan kali ketiga yang dilakukan oleh Kemendikbud sebagai bentuk sosialisasi PPK bagi total 542 sekolah piloting PPK.
Sebelumnya, Tahap I telah berlangsung pada tanggal 27 sampai 29 Oktober 2016 dengan 200 akseptor Kepala Sekolah SD (SD) dan SMP (SMP) dari 12 Provinsi yaitu Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Kemudian, Tahap II berlangsung pada tanggal 1 s/d 3 November 2016 dengan 183 akseptor Kepala Sekolah SD dan SMP dari 10 Provinsi yaitu DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, NTB dan NTT.
PPK merupakan jadwal pembentukan abjad bangsa guna menumbuhkan semangat berguru dan menciptakan akseptor didik bahagia di sekolah, sebagai rumah kedua bagi siswa.
Kali ini, akseptor berasal dari 14 provinsi yang akan terbagi ke dalam empat kelompok, dengan masing-masing sekitar 30 akseptor di dalamnya. Terdapat dua fasilitator dan pendamping fasilitator yang menuntun jalannya diskusi.
Adapun ke-14 provinsi tersebut, diantaranya Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan.
Sebanyak tiga ranah PPK yang dibahas, yaitu PPK berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat.
====================================