Srikandi Meguru Manah


(Foto : Srikandi jogja)

Srikandhi seorang gadis remaja, yang cantik jelita. Banyak para jejaka satria dari negara negara luar datang ingin melamar dewi Srikandhi,, diantaranya Prabu Jungkungmardeya dari Negeri Paranggubarjo Sanpai sampai Pandita Durna pun datang melamarnya.

Karena kebingungan, menjadikan Srikandhi lari dari istana, dan menemui Arjuna, Srukandhi memang jatuh cinta dengan Arjuna sejak Arjuna mengikuti sayembara Gandamana, dimana Arjuna mengikuti Sayembara memanahnya, Srikandhi merasa senang ada alasan ingin belajar memanah. Arjuna pun dengan senang hati menerima kedatangan Srikandhi belaajar memanah, kesempatan bagi Arjuna untuk mencuri hati Srikandhi,demikian pula Srikandhi merasakan hangat apabila dekat dengan Arjuna.

Hal itu menjadikan istri Arjuna, yang bernama Sembadra nenjadi cemburu dan sakit hati. Iapun mekaporkan keberadaan Srikandhi di Madukara kepada, kakaknya Srikandhi, yaitu Drupadi. Drupadi pun datang, Srikandhi dihajarnya, Drupadi mnganggap kehadiran Srikandhi di Madukara, merupakan perbuatan wanita yang tidak baik, melanggar kesusilaam dan merusak pager ayu, merusak rumah tangga orang lain.

Srikandhi pun pulang dengan kemarahan dan kebencian, sedangkan jiwa Srikandhi masih dalam keadaan yang masih labil, menjadikan kehilangan kesadaran. Ia menjadi gila. Ia melepas seluruh pakaian puteri raja, Ia memakai baju biyung emban, memakai bedak dari wedak adem, sehingga wajahnya menjadi pating clemot. Dan ia menambahkan bunga bunga besar disanggulnya, Biyung emban sudah tidak bisa menolong gustinya. Srikandhi kadang kadang menangis, kadang kadang ketawa, Dan melonjak lonjak seperti orang kesurupan. Ketika mbok emban menarik tangan Srikandhi, Srikandhi mberot melepaskan diiri dan lari dari istana, membikin seisi istana panik. Mendengar kabar adiknya, Srikandhi hilang akalnya,

Dewi Drupadi meminta Arjuna bertanggung jawab. Arjuna harus mencari Srikandhi dan dibawa pulang ke Pancala. Arjuna pun berangkat mencari Srikandhi bersama dengan para punakawan, Semar, Gareng, Petruj dan Bagong. Merekapun bertemu dengan Srikandhi yang sedang menangis, dan di tonton anak anak kecil. Arjuna menyadarkan Srikandhi, namun Srikandhi makin menjadi jai, ia meloncat loncat dan menari nari, dan biasanya dalam panggung wayang, musiknya gamelan reog.

Menjadikan Srikandhi tambah gila. Ia menari nari seperti kesurupan. Setelah kecapekan, Srikandhi, baru sadar dan ia senang sekali Arjuna ada di dekatnya. Srikandhi tidak mau melepaskan pelukannya. Akhirnya Arjuna berhasil membawa kembali ke Pancala, dengan syarat, Arjuna mau mengikuti sayembara yang aakan diadakam pleh Srikandhi. Arjuna dengan senang akan mengikutinya, Sesampai di Istana Pancala.

Arjuna menyerahkan Srikandhi kepada kedua orang tuanya. Srikandhi akhirnya berujar, siapa saja yang bisa mermindahkan taman Maerakaca dari Kahyangan Cakrakembang ke Panncala, maka Srikandhi mau menjadi isterinya.

Banyak raja raja, serta para satria, juga para Pendita, termasuk pendita Durna tidak bisa memenuhinya, pulanglah mereka ke negara masing masing. Hanya tinggal satu, seorang raja dari Paranggubarjo yaiyu Prabu Jungkungmardeya, yang masuk menyelinap ke dalam kraton Pancala.

Untuk dapat memenuhi permintaan Srikandhi, maka Arjuna pun naik ke kahyangan Cakrakembang, menemui Bathra Kamajaya, Arjuna menemui Batara Kamajaya, Arjuna ininta bantuannya agar Bathara Kamajaya dapat memberikan Taman Maerakaca, agar dipindahkan ke Negeri Pancala.

Akhirnya Arjuna memenangkan sayembara Srikandhi. Ketika akan menemui Srikandhi, Srikandhi tak ada di tempat. Arjuna merasakan bau tidak sedap,maka Arjuna pun memakai minyak Jayengkaton.Setelah memakai minyak Jayengkaton. Arjuna mengettahui Srikandhi sedang dilarikan seorang raja, Prabu Jungkungmardeya

Maka terjadilah perkelahian antara Arjuna dengan Prabu Jungkungmardeya. Dalam perkelahian itu Prabu Jungkungmardeya pun tewas.Patih Jayasudarga tidak merelakan kematian rajanya, maka Patih Jaya sudarga ikut belapati,

Patih Jayasudarga pun tewas menyusul kemetian Prabu Jungkungmardeya..Acara pernikahan Arjuna dan Srikandhi pun di laksana kan, Semua bahagia, kecuali Sembadra yang sakit hati melihat suaminya bersanding dengan orang lain.

LihatTutupKomentar